
Foto : Jurnal Pantura
Seputar Cirebon – Lebaran Ketupat, yang akan dirayakan pada 7 April 2025, merupakan salah satu perayaan yang paling dinantikan oleh masyarakat di Kabupaten Kudus. Perayaan ini tidak hanya sekadar acara religi, tetapi juga menjadi momen yang penuh warna dan makna, melibatkan berbagai tradisi unik yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Tahun ini, empat tradisi utama akan digelar di lima desa di Kota Kretek, menjadikan perayaan ini semakin meriah dan berkesan.
Tradisi Bulusan di Desa Hadipolo
Tradisi pertama yang akan diselenggarakan adalah Bulusan, yang berlangsung di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo. Upacara ini merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di Punden Mbah Dudo, sebuah tempat yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat. Prosesi utama dalam tradisi ini adalah kirab gunungan ketupat, yang diiringi dengan hasil bumi dan jajanan pasar. Selain itu, miniatur bulus juga akan dipamerkan dalam kirab ini. Sebagai bagian dari prosesi, masyarakat akan melakukan ritual memberi makan bulus, yang melambangkan penghormatan terhadap alam dan sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki yang diterima.
Tradisi Kupatan di Desa Purworejo
Berlanjut ke Kupatan, yang akan dilaksanakan di Desa Purworejo, Kecamatan Bae. Acara ini akan dipusatkan di area Sendang Jodo, yang dikenal memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi bagi masyarakat setempat. Setiap tahun, tradisi ini dimeriahkan dengan kirab yang melibatkan banyak peserta, termasuk generasi muda yang berharap mendapatkan jodoh melalui simbolisme yang ada dalam acara tersebut. Kirab ini menjadi daya tarik tersendiri, menciptakan suasana yang penuh keceriaan dan kebersamaan di antara warga.
Tradisi Sewu Kupat di Desa Colo
Selanjutnya, tradisi Sewu Kupat yang sudah terkenal di Desa Colo, Kecamatan Dawe, juga akan menjadi highlight dalam perayaan ini. Acara ini akan berlangsung di Makam Sunan Muria dan Taman Ria Desa Colo. Kirab gunungan ketupat yang diikuti oleh 18 desa di Kecamatan Dawe menjadikan tradisi ini sangat meriah. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi antar desa, tetapi juga sebagai sarana untuk melestarikan budaya lokal yang kaya akan nilai-nilai spiritual dan sosial.
Tradisi Lomban Prau di Desa Kesambi
Akhirnya, Lomban Prau akan diselenggarakan di Wisata Mbalong Sangkal Putung, Desa Kesambi. Pemerintah desa setempat juga turut berpartisipasi dengan mengadakan kirab gunungan ketupat, yang menambah nuansa sakral pada tradisi kupatan. Kegiatan ini diharapkan dapat menarik perhatian wisatawan dan masyarakat luas, sehingga dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya lokal.
Persiapan dan Harapan
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus, Mutrikah, menyampaikan bahwa kegiatan monitoring untuk kesiapan penyelenggaraan acara telah dilakukan dengan baik. Pihaknya meminta agar pengelola wisata intens berkoordinasi untuk memastikan semua aspek berjalan lancar. “Persiapan sudah kita lakukan sebelum lebaran atau pra-lebaran, kemudian hari lebaran, hingga pasca lebaran saat kupatan nanti. Ini dilakukan agar potensi wisata di Kudus terpantau dengan baik,” ujarnya.
Dengan adanya berbagai tradisi yang kaya akan makna ini, diharapkan Lebaran Ketupat tahun ini akan menarik lebih banyak pengunjung, terutama di destinasi wisata yang berada di Kudus bagian utara. Tradisi sewu kupat yang sempat vakum beberapa tahun juga diharapkan dapat kembali menghidupkan semangat masyarakat dalam merayakan kebudayaan lokal.