Seputar Cirebon – Di tengah tekanan dunia kerja yang semakin kompetitif, generasi muda Indonesia mulai menggeser prioritas mereka: dari sekadar mengejar karier menuju menjaga kesehatan mental. Fenomena ini terlihat dari meningkatnya partisipasi dalam program wellness perusahaan, konsultasi psikolog daring, hingga komunitas meditasi digital.
Menurut data Kementerian Kesehatan, pencarian layanan konseling online meningkat 45% dalam setahun terakhir. Platform seperti Riliv, Mindtera, dan Bicarakan.id mencatat lonjakan pengguna dari kalangan profesional muda, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
“Dulu saya merasa tidak punya waktu untuk diri sendiri. Sekarang, saya rutin meditasi dan ikut sesi terapi online seminggu sekali,” ujar Dinda (28), seorang analis keuangan di Jakarta. Ia mengaku produktivitasnya justru meningkat sejak mulai menjaga keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi.
Melihat tren ini, sejumlah perusahaan mulai mengadopsi kebijakan mental health day, jam kerja fleksibel, dan ruang relaksasi di kantor. PT Solusi Digital Nusantara, misalnya, menyediakan sesi mindfulness setiap Jumat pagi dan akses gratis ke aplikasi konseling.
“Kesehatan mental bukan lagi isu pribadi, tapi bagian dari strategi bisnis,” kata CEO PT SDN, Andi Prasetyo. “Karyawan yang sehat secara mental lebih kreatif dan loyal.”
Meski tren positif ini berkembang, tantangan tetap ada. Stigma terhadap gangguan mental masih kuat di beberapa kalangan. Namun, kampanye publik seperti #BeraniBicara dan #SehatMental2025 mulai mengikis tabu tersebut.