Setiap manusia pasti pernah berada di titik di mana hidup terasa sempit. Hati terasa berat, pikiran penuh, dan langkah seperti kehilangan arah. Ada kalanya, meski sudah berusaha sekuat tenaga, rezeki tetap saja terasa seret. Dalam kondisi seperti itu, banyak orang mencari berbagai cara: menambah kerja sampingan, mengejar peluang baru, bahkan mengikuti pelatihan motivasi. Namun, Rasulullah ﷺ memberikan satu solusi yang sering luput dari perhatian — amalan sederhana yang menjadi pembuka segala pintu kebaikan, termasuk pintu rezeki.
Amalan itu adalah istighfar, memohon ampun kepada Allah dengan penuh kesadaran, keikhlasan, dan ketundukan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Siapa yang rutin beristighfar, Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan, kelapangan dari setiap kesedihan, dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”
(HR. Abu Dawud, no. 1518)
Hadis ini bukan sekadar kata mutiara, tapi janji langsung dari Allah melalui lisan Nabi-Nya. Istighfar bukan hanya bentuk pengakuan dosa, melainkan sebuah jembatan menuju keberkahan hidup. Ketika seseorang beristighfar, ia sedang membuka pintu hubungan spiritual dengan Sang Pemberi Rezeki. Di saat manusia merasa buntu mencari jalan keluar, istighfar menjadi kunci pembuka yang lembut namun pasti.
Bayangkan, setiap kali bibir mengucap “Astaghfirullah”, itu bukan sekadar kalimat rutin — melainkan doa yang sedang mengetuk pintu rahmat. Setiap istighfar yang tulus akan membersihkan hati dari debu dosa, menenangkan pikiran, dan membuka jalan bagi datangnya pertolongan Allah. Kadang, bukan dunia yang menutup rezeki kita, tapi hati yang tertutup oleh dosa dan kelalaian.
Karena itu, bila hidup terasa berat dan rezeki terasa sempit, jangan langsung menyalahkan keadaan. Mungkin, yang perlu dibuka bukan dompet atau peluang bisnis baru, tetapi pintu hati melalui istighfar. Ucapkan dengan kesadaran bahwa setiap kalimat ampunan adalah langkah mendekat kepada-Nya. Rasulullah ﷺ sendiri, meskipun manusia paling suci dan dijamin masuk surga, tetap beristighfar setiap hari.
Dalam riwayat sahih disebutkan, beliau ﷺ beristighfar lebih dari 70 kali dalam sehari (HR. Bukhari, no. 6307). Dalam riwayat lain bahkan disebutkan hingga 100 kali. Bila Nabi yang maksum saja begitu sering memohon ampun, bagaimana dengan kita yang setiap hari tak lepas dari dosa dan kelalaian?
Istighfar bukan sekadar ritual, tapi gaya hidup seorang mukmin yang ingin hidupnya penuh keberkahan. Orang yang rajin beristighfar akan merasakan perubahan nyata: hatinya lebih tenang, pikirannya jernih, dan rezekinya datang dari arah yang tidak disangka. Banyak kisah nyata dari para ulama dan orang saleh terdahulu yang membuktikan hal ini. Ada yang awalnya terjerat utang, lalu Allah lapangkan jalannya setelah istiqamah beristighfar. Ada pula yang hidupnya penuh kesulitan, namun berangsur berubah menjadi mudah setelah lidahnya basah oleh zikir dan istighfar.
Allah pun menegaskan dalam Al-Qur’an tentang hubungan antara istighfar dan rezeki. Dalam Surah Nuh ayat 10–12, Allah berfirman:
“Maka aku berkata (kepada mereka): ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, serta mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula di dalamnya sungai-sungai.’”
(QS. Nuh: 10–12)
Ayat ini menegaskan bahwa istighfar bukan hanya mendatangkan ampunan, tetapi juga keberlimpahan rezeki dan kebahagiaan hidup. Hujan, harta, keturunan, dan kemudahan — semuanya menjadi hadiah bagi mereka yang tekun memohon ampun.
Oleh karena itu, jadikan istighfar sebagai rutinitas harian. Ucapkan dengan lembut di setiap kesempatan — saat di perjalanan, sebelum tidur, setelah salat, atau di sela-sela pekerjaan. Jangan biarkan hari berlalu tanpa istighfar. Karena bisa jadi, rezeki yang kamu nantikan sedang menunggu di balik satu kalimat “Astaghfirullah” yang belum kamu ucapkan dengan sungguh-sungguh.
Ingat, rezeki bukan hanya uang atau materi. Rezeki bisa berupa kesehatan, ketenangan, keluarga yang rukun, pekerjaan yang berkah, bahkan kesempatan untuk berbuat baik. Semua itu bisa mengalir deras bila hati bersih dari dosa dan penuh dengan zikir.
Istighfar adalah amalan ringan, tapi dampaknya luar biasa. Ia seperti kunci kecil yang mampu membuka pintu besar keberkahan. Maka, mulai hari ini, perbanyaklah istighfar. Ucapkan dengan hati yang hadir dan niat yang tulus. Jadikan ia sahabat setia dalam setiap langkah kehidupan.
Karena di balik setiap “Astaghfirullah” ada rahmat yang sedang menunggu datang — rahmat berupa ketenangan, ampunan, dan rezeki yang mengalir tanpa henti dari arah yang tak terduga.
📖 Sumber:
-
Hadis Riwayat Abu Dawud, no. 1518
-
Hadis Riwayat Bukhari, no. 6307
-
Al-Qur’an Surah Nuh ayat 10–12