
Seputar Cirebon – “Apabila Allah membukakan pintu makrifat bagimu, jangan heran walau amalmu sedikit. Itu semata karena Allah ingin memperkenalkan diri-Nya kepadamu.”
— Al-Hikam, Ibn ‘Athaillah
Makrifat adalah puncak kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya. Ia bukan semata buah dari banyaknya amal, melainkan karunia murni dari Allah. Amal ibadah yang kita lakukan hanyalah bentuk penghambaan, sedangkan makrifat adalah hadiah agung yang Allah berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki.
Banyak orang terjebak pada anggapan bahwa semakin banyak amal otomatis melahirkan makrifat. Padahal, makrifat adalah cahaya yang Allah titipkan di dalam hati hamba-Nya. Ia datang sebagai bukti kasih sayang-Nya, bukan semata hasil hitungan amal.
Karena itu, seorang hamba seharusnya tidak jumawa dengan amal yang dilakukan. Yang terpenting adalah bagaimana ia menjaga ketulusan, kesabaran, dan syukur dalam setiap langkah hidupnya. Syukur ini salah satunya dapat diwujudkan dengan berbagi kepada sesama.
Sedekah bukan sekadar pemberian harta, melainkan tanda cinta dan rasa syukur kepada Allah. Dari tangan yang memberi, rahmat Allah akan mengalir. Dan dari hati yang ikhlas, makrifat akan semakin terjaga.
Referensi
1. Ibn ‘Athaillah al-Sakandari. Al-Hikam. Kairo: Dar al-Maarif, tanpa tahun.
2. al-Ghazali, Abu Hamid. Ihya’ Ulum al-Din. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2002.
3. Qushayri, Abu al-Qasim. al-Risalah al-Qushayriyyah. Kairo: Maktabah al-Tawfiqiyyah, 1998.