
Seputar Cirebon – Keputusan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk membatalkan rencana kenaikan cukai rokok tahun 2026 memicu gelombang protes dari berbagai elemen masyarakat, khususnya kalangan muda. Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC) bersama ratusan organisasi kepemudaan mengirimkan papan bunga ke Kementerian Keuangan sebagai simbol kekecewaan dan kritik terhadap kebijakan tersebut.
Ketua Umum IYCTC, Manik Marganamahendra, menyindir Purbaya dengan julukan “Menteri Koboi”—sebuah metafora untuk pemimpin yang berani dan tegas. Namun, ia menegaskan bahwa keberanian tidak boleh berubah menjadi kesembronoan, terutama dalam menghadapi industri rokok. Manik mendesak agar pemerintah tetap konsisten menaikkan cukai demi kepentingan kesehatan publik dan keberlanjutan fiskal, bukan tunduk pada tekanan industri.
Di sisi lain, pelantikan Purbaya sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani juga menuai kritik dari kalangan ekonom. Ferry Latuhihin, analis pasar modal yang pernah bekerja bersama Purbaya selama 25 tahun di Danareksa, menyatakan keraguannya terhadap kapabilitas sang menteri. Ia menilai pernyataan Purbaya tentang proyeksi ekonomi Indonesia tidak didukung oleh indikator yang jelas, bahkan memperingatkan potensi stagnasi ekonomi seperti yang dialami Thailand.
Kritik terhadap pembatalan cukai rokok dan keraguan terhadap kepemimpinan fiskal Purbaya menimbulkan pertanyaan besar: apakah pemerintah mampu menjaga keberlanjutan fiskal di tengah tekanan industri dan ketidakpastian ekonomi global? Publik kini menanti langkah konkret yang menunjukkan keberpihakan pada kepentingan masyarakat luas, bukan hanya pada sektor industri.