
Ilustrasi Seputar Cirebon
Seputar Cirebon – Insiden pembajakan terhadap armada kemanusiaan Global Sumud Flotilla oleh militer Israel telah memicu kemarahan global dan gelombang protes di berbagai negara. Armada yang terdiri dari puluhan kapal sipil dari berbagai negara itu tengah dalam misi membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza, sebelum dicegat dan dibajak oleh Angkatan Laut Israel di perairan internasional, sekitar 60 mil laut dari pantai Gaza.
Tiga kapal utama yang menjadi sasaran pembajakan berbendera Inggris dan Spanyol, masing-masing mengangkut puluhan relawan dari berbagai negara. Kapal Alma, yang membawa 29 aktivis dari 38 negara, termasuk tokoh lingkungan Greta Thunberg dan cucu Nelson Mandela, Mandla Mandela, menjadi sorotan utama. Kapal Sirius, juga dari Inggris, mengangkut 38 relawan dari 16 negara, sementara kapal berbendera Spanyol membawa 23 relawan dari 9 negara, termasuk politisi Portugal Mariana Mortuaga.
Total sebanyak 443 relawan dari 47 negara ditahan dan dibawa ke pelabuhan Ashdod, Israel. Mereka dituduh masuk wilayah Israel secara ilegal dan akan dideportasi setelah perayaan Yom Kippur. Selama operasi pembajakan berlangsung, alat pelacak dan komunikasi kapal dinonaktifkan, menyebabkan beberapa kapal hilang kontak selama berjam-jam. Kamera dokumentasi juga dilaporkan dimatikan secara paksa oleh pasukan Israel.
Aksi ini memicu gelombang protes besar-besaran di berbagai kota Eropa. Di Spanyol, demonstran memblokir jalan-jalan utama di Barcelona dan Madrid, bahkan melakukan vandalisme terhadap toko-toko yang dianggap pro-Israel. Di Italia, mahasiswa dan tenaga kesehatan memblokir universitas dan fasilitas publik sebagai bentuk solidaritas terhadap para aktivis yang ditahan. Ribuan orang juga turun ke jalan di London, Dublin, Paris, Berlin, dan Jenewa, menyerukan pembebasan para relawan dan mengecam tindakan Israel yang disebut sebagai pembajakan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia.
Armada Sumud Flotilla merupakan inisiatif global yang bertujuan menembus blokade Israel terhadap Gaza yang telah berlangsung hampir dua dekade. Selain membawa bantuan medis dan logistik, armada ini juga menjadi simbol solidaritas internasional terhadap rakyat Palestina. Lebih dari 500 aktivis dari hampir 50 negara ikut serta dalam misi ini, menjadikannya salah satu gerakan sipil terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Insiden ini kembali menyoroti ketegangan di wilayah Gaza dan memperkuat tuntutan internasional agar blokade segera diakhiri. Sejumlah organisasi hak asasi manusia dan lembaga kemanusiaan menyerukan investigasi independen atas tindakan Israel, serta perlindungan hukum bagi para relawan yang ditahan.