
Foto : BBC
Dalam sebuah langkah yang mengejutkan, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menggelar acara yang disebut “Hari Pembebasan” tarif, yang bertujuan untuk mendorong negara-negara di seluruh dunia untuk mandiri dari ketergantungan terhadap AS. Acara ini diadakan sebagai respons terhadap kebijakan tarif yang telah diterapkan oleh pemerintah AS dan dampaknya terhadap ekonomi global.
Acara ini muncul di tengah ketegangan perdagangan yang meningkat antara AS dan berbagai negara, di mana banyak negara merasa tertekan oleh kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Trump. Dengan menggelar “Hari Pembebasan” tarif, Trump berharap dapat mendorong negara-negara lain untuk mengambil langkah-langkah yang lebih mandiri dalam kebijakan ekonomi mereka.
Trump menyatakan bahwa tujuan dari acara ini adalah untuk memberikan dorongan kepada negara-negara lain agar tidak hanya bergantung pada AS dalam hal perdagangan dan ekonomi. Dia menekankan pentingnya kemandirian ekonomi dan bagaimana negara-negara dapat mengembangkan industri mereka sendiri tanpa harus terpengaruh oleh kebijakan luar negeri AS.
Reaksi terhadap acara ini bervariasi, dengan beberapa negara menyambut baik inisiatif tersebut sebagai langkah positif menuju kemandirian ekonomi, sementara yang lain skeptis dan melihatnya sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari masalah yang lebih mendalam dalam hubungan perdagangan internasional.
Dengan menggelar “Hari Pembebasan” tarif, Trump berusaha untuk menciptakan momentum baru dalam hubungan perdagangan global, mendorong negara-negara untuk lebih mandiri dan tidak tergantung pada kebijakan AS. Namun, bagaimana dampak jangka panjang dari inisiatif ini akan terlihat masih menjadi pertanyaan yang terbuka.